Senin, 08 Juni 2015

Wisata Malang : Masjid Ajaib



Masjid Ajaib


 Pemandangan Mesjid dari halaman depan

 Suasana mesjid yang lengang diluar waktu shalat

Masjid ajaib adalah destinasi yang membuat kami penasaran.  Sewaktu kami menanyakannya kepada Pak Parwoto dan Bu Fina tentang mesjid tersebut mereka tersenyum-senyum dan kami disarankan untuk melihat sendiri kondisinya.  Jadi penasaran.  Kamipun meluncur kesana sore hari sekalian mampir untuk shalat ashar, kebetulan searah pulang juga menuju desa Tubo tempat kami menginap. 

Seperti biasa Pak Parwoto memberi intro cerita selama perjalanan tentang proses pembangunan masjid yang menurutnya dan menurut masyarakat sekitar cukup unik bahkan terbilang aneh karena membangun mesjid sebesar itu tidak terlihat keheboban alat berat maupun bahan bangunan yang bertumpuk-tumpuk.  Jadi makin penasaran saja. 

Perjalanan menuju lokasi adalah memasuki kawasan pemukiman yang dipinggir jalan kiri kanannya terdapat kios-kios milik penduduk.  Hampir semua penduduk menjadikan rumahnya kios.  Yang dijual dikios tersebut rata-rata makanan, minuman oleh-oleh khas Malang dan keperluan sehari-hari. 

Dan kamipun tiba didepan gerbang kawasan masjid ajaib.  Didepan kami nampak bangunan tinggi bertingkat-tingkat dengan desain bangunan yang rumit dan penuh ornamen.  Berwarna paduan putih dan biru. Bangunan lain hampir semuanya berwarna putih.  Ada tulisan nama pesantren tersebut. yang penyebutannya rumit, saya sampai tak hafal namanya. 

Namun sangat disayangkan saya tidak sempat mengabadikan semua detil penting bangunan tersebut Karena batere kamera sudah habis.  Hanya beberapa saja yang dapat saya foto.

Selanjutnya kami menuju tempat parkir dan menuju masjid untuk sholat ashar.  Hemm suasana sore temaram, kami  merasakan suasana berbeda. 

Rupanya yang disebut masjidnya sebetulnya adalah sebuah masjid yang tidak terlalu besar.  Namun kawasan disekitar masjid membentuk kompleks yang luas dan megah.  Seluruh bangunan termasuk dinding tembok berhias ornamen ukiran yang menurut saya yang awam tentang seni ukir, sangat rumit.   Di sekitar masjid ada kompleks pesantren, ruko-ruko yang menjual aneka keperluan, sovenir dan oleh-oleh makanan khas Malang.  Menurut Pak Parwoto bangunan tersebut memiliki 10 lantai. Antar lantai dihubungkan tangga dan lift.  Banyak ruang dan lorong yang juga semuanya berhiaskan ornamen. Melihat papan informasi yang ada menunjukkan bahwa bangunan ini modern namun kesan unik dan magis sangat terasa.  Menurut Pak Parwoto sebetulnya kami bisa ditemani guide ketika menjelajah seluruh bangunan ini namun karena kami datang terlalu sore jadi sudah tidak ada jasa guide dan pengunjungpun sudah sedikit.  Guide adalah para santri disini.  Kalau kita baru pertama kali kesini dan ingin menelusuri seluruh bangunan memang sebaiknya ditemani guide karena banyaknya lorong dan ruang yang hampir sama membuat kita bingung dan bisa nyasar atau tersesat.  Hanya lantai satu dan dua yang kami lihat karena hari sudah terlalu sore.  Diantara ruang yang kami lihat adalah aula, taman dalam, ruang beduk, ruang istirahat, dan terlihat deretan kios-kios yang sudah tutup.  Fasilitas dalam ruangan cukup lengkap dan ramah pengunjung, terlihat kursi roda yang disediakan untuk para lansia.  Setiap lorong dan ruang terkesan temaram walaupun terdapat lampu.  Tidak berlama-lama didalam, kamipun keluar ruangan.  Hari memasuki memasuki waktu shalat magrib, pintu gerbang utama ditutup namun pengunjung yang masih berada didalam bisa tetap disana untuk melanjutkan kunjungan atau mengikuti shalat. 

Mengakhiri kunjungan di mesjid ajaib masih menyisakan rasa penasaran dan takjub dengan rumitnya bangunan.  Sepanjang perjalanan menuju rumah Bu Fina, kami tak henti bercerita tentang kesan masing-masing terhadap bangunan tersebut.  Dan karena singkatnya waktu kunjungan, kamipun masih ingin datang untuk melihat dan mengetahui misteri keunikan bangunan tersebut.  Melengkapi perjalanan hari itu kami menikmati masing-masing sepiring tahu campur panas yang dijajakan pedangang kaki lima disepanjang jalan sebagai makan malam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar